Thursday, June 25, 2009

Bat For Lashes





She's soon replace Lily Allen in my heart (well,they look alike,don't they?)

Friday, June 19, 2009

Saturday, June 13, 2009

You'll missed it when you lost it

I was on my parents room when I saw "CLICK" movie cast by Adam Sandler.
I had the DVD's but i haven't finished it yet. Because there was a problem with it, i forgot what.
It's a little bored film with all the Hollywood comedy but it got to be the climax ( i thought) when Michael (Adam Sandler) rewind his life to the last time he saw his father.
He felt guilty to his father for ignored him and he was not on his dad funeral because he kept playing with his life,everything he want, with help from his magic remote control.
He replayed the time when his dad said "I love you son", again and again.
He got tears in her eyes. And suddelny,so do I. I thought, what if it happen to me?
I get busy with my own world and forget our parents. I think i've done that.
I ignored what they'd said to me. I mostly spent my time at my computer on the internet,than to watch tv or having a nice conversation with my parents.
Maybe at this time i won't feel any regret, but i'm sure later i will missed them a lot.
Especially when they've gone.

Marvelous!

http://www.thebeatlesrockband.com/cinematic.php

the next great things after Little Mermaid that i have seen

Wednesday, June 10, 2009

Medical Flaw

Bukannya saya mau jadi Ibu Prita yang kedua ya, tapi setelah saya bercerita-cerita dengan teman saya di dalam bus menuju ke tempat saya Live In, saya sadari bahwa kualitas paramedis di Indonesia sama jeleknya dengan pemerintahan Soeharto. Yang kaya yang berkuasa. Kalau tidak ada uang jaminan, jangan harap kita bisa mendapat pelayanan yang pantas dari pihak rumah sakit.
Saya tidak menyebutkan secara spesifik apa rumah sakitnya. Karena hampir semua rumah sakit di Jakarta menurut saya banyak sekali cacatnya. Mereka mengutamakan uang daripada nyawa.
Padahal setau saya rumah sakit sifatnya sosial bukan komersil.
Walaupun hari itu sudah malam dan AC dalam bus saya itu sangat membekukan seluruh badan, tapi saya, Laras, dan Mitha sangat semangat membahas topik ini. Beberapa contoh kasus yang kami bahas yang terjadi pada orang-orang terdekat kami adalah
  1. Kakak kelas kami, Kak Yurike, yang meninggal Maret lalu dikabarkan meninggal karena menerima suntikan untuk mencegah alergi yang malah berakibat ia kehilangan nafasnya. Lalu ia kemudian diberi setruman yang malah mengakibatkan pembuluh darah di otaknya pecah.
  2. Nenek salah satu teman kami dinyatakan mengidap kanker otak lalu harus segera dioperasi secepatnya lalu setelah dibawa ke Singapura untuk berobat ternyata nenek teman kami itu baik-baik saja. Banyak sekali kasus semacam ini, suatu sikap hiperbol yang mendatangkan perasaan tertekan bagi pasien dan keluarganya.
  3. Nenek saya pernah dibedah perutnya untuk diangkat rahimnya. Lalu beberapa bulan kemudian dibedah lagi karena ternyata (katanya) ada benang yang tertinggal di dalam perut nenek saya (???)
  4. Mika, anak dari teman keluarga saya yang sudah keluarga kami anggap seperti saudara. Awalnya ia hanya pusing biasa dan muntah, lalu dalam 2 hari setelah dimasukkan kedalam RS di kawasan Bintaro, Ia dinyatakan kanker otak dan masuk ICU. Dokter bilang ia tidak bisa melakukan operasi dan angkat tangan terhadap anak itu. Mika dinyatakan kritis setelah hari kedua dirawat mendapat infus dan hidup dengan bantuan alat-alat. Lalu hari keempat,setelah dosis obat dan satu persatu alat dilepas, Mika pun pergi selama-lamanya.
Agaknya masih banyak kasus-kasus seperti ini,bahkan mungkin banyak sekali.
Saya benar-benar sedih dengan kondisi seperti ini dimana nyawa seseorang sepertinya bergantung kepada alat dan pihak paramedis. Mereka bisa melakukan apa saja. Mungkin pihak rumah sakit yang benar-benar jujur dan ingin menolong orang yang sakit dapat dihitung dengan jari. Saya bertekad kalau nanti saya bisa hidup dengan penghasilan yang cukup, saya lebih baik tinggal di luar negeri saja,karena jujur saja saya ngeri dengan sistem kedokteran disini.
Tidak berpikirkah mereka bagaimana perasaan keluarga yang ditinggalkan? Bagaimana perasaan keluarga yang dikabarkan kalau orang yang dicintainya mengidap penyakit mematikan? Saya tidak mau hal-hal diatas terjadi kepada orang-orang disekitar saya yang saya sayangi. Tapi nampaknya tidak banyak yang bisa kita lakukan dengan hal ini.
Orang yang menuntut keadilan malah dimasukkan kedalam penjara. Sepertinya, Indonesia masih jauh dari namanya sila "Keadilan sosial bagi rakyat Indonesia".

Tuesday, June 9, 2009

Adorable Villagers

"They give us the best"

Gantang. Name of village that i've never heard before. Until I came to that place about 6 days ago. And it has very delightful people,to mention one of them is my family. They're consist of Mr. Surasah as my father, Mrs. Surasah as my mother and Mas Widi and Niati as my siblings. They built a room for me and my housemate,Hesa. Behind the cupboard on the guest room and made by mattress with chenille to cover our room privacy. They have two house that's side by side. Why I said that they do give us the best?

1. They built a room for us made by mattress,while they sleep on pallet.
2. We live in one of their houses and it's just for two of us
3. They always offer us to eat and drink, and also everybody in this village do this
4. They add a new lamp for our house just when we arrived home
5. They don't let us did their work because they're to worried if we got sick or injured
6. We eat fried chicken, sunny side egg, soybean patty (which is the greatest), tofu, fried fish and variety of vegie everyday. We're not very sure if they eat as many as that on their daily life.
7. While I went to the river, my sandals severed and Mas Widi gave his sandals to me. So he walked barefoot.

Remind when my mother cried while i was go back to Jakarta and left them. They gave us chili, bananas, snack, bean and much more than i thought.
How i miss those village and felt sorry about condition there. Well maybe someday I can go back there and make a change.

I miss Gantang and the people there, especially Surasah's Family.