Tuesday, July 24, 2012
Pada Awalnya
Awalnya hanya pembicaraan mengenai sebuah cabai berbentuk hampir bulat yang punya nama aneh. Cabe gendot. mengingatkan kita dengan seorang kawan bertubuh gempal yang menyerupai cabe itu.
Lalu kita mulai membicarakan lagi sayuran lain yang menyerupai salah satu teman kita, aku menunjuk jagung yang berbiji jarang itu dan gelak tawa timbul diantara riuhnya pasar. Membawa kita ke dimensi yang berbeda. Dimensi yang membuatku ingin kembali kesana.
Hari selanjutnya, kamu bercerita tentang masa kecilmu yang begitu ramai, penuh dengan kenakalan dan keonaranmu. Kamu berhasil membuatku masuk ke dunia masa kecilmu. Sosokmu yang nakal membuatku tidak berhenti tertawa atas kebodohan-kebodohan yang kamu ceritakan.
Aku suka mendengarnya.
Aku berusaha merekam semua ceritamu dengan kadar memoriku yang minim.
Tapi aku coba mengingatnya.
Yang paling aku suka adalah ketika kamu bercerita tentang kelinci peliharaanmu.
Namanya Bubu, karena warnanya yang abu-abu. Kelinci yang suka melengos kalau kau beri makan. Kelinci yang kau sapa tiap pulang sekolah. Kelinci yang akhirnya mati di tanganmu karena kamu gemas terhadapnya.
Kita juga bercerita kepada dinding-dinding dapur yang lapuk dan dingin, yang menemani ketika kita mengupas bawang, memotong wortel, mendengar nyanyian kita, celotehan kita.
Ingatkah saat kita berusaha menghangatkan diri memegang erat dan menggengam tangan masing-masing, melawan dinin udara yang menusuk sampai ke sumsum tulang belakang.
Dan pada akhirnya dari hangat yang tersalurkan dari kedua tangan itu, aku tahu dan kamu juga tahu, bahwa ada hal lain yang mengalir disamping kehangatan itu.
Subscribe to:
Posts (Atom)